Rabu, 01 September 2010

ORDE BARU

1. Orde Baru
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama Soekarno.
Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
2. Latar Belakang Lahirnya Orde baru
Faktor peyebab terbentuknya Orde baru
Secara umum ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya Orde Baru, antara lain:
1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :
• Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
• Pembersihan Kabinet Dwikora
• Penurunan Harga-harga barang.
7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Kronologis lahirnya orde baru
• 30 September 1965
Terjadinya pemberontakan G30S PKI
• 11 Maret 1966
Letjen Soeharto menerima Supersemar dari presiden Soekarno untuk melakukan pengamanan
• 12 Maret 1966
Dengan memegang Supersemar, Soeharto mengumumkan pembubaran PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang
• 22 Februari 1967
Soeharto menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari presiden Soekarno
• 7 Maret 1967
Melalui sidang istimewa MPRS, Soeharto ditunjuka sebagai pejabat presiden sampai terpilihnya presiden oleh MPR hasil
pemilu
• 12 Maret 1967
Jenderal Soeharto dilantik menjadi presiden Indonesia kedua sekaligus menjadi masa awal mula lahirnya era orde baru
3. Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Pemerintahan Orde Baru
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik - di Eropa Timur sering disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke Pulau Buru.
Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET (eks tapol).
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.
Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwitujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan sistem politik dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi.
4. Iklim Demokrasi (Pemilu) Pada Masa Orde baru
a. Pemilihan Umum Pada Masa Orde Baru
Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
1) Pemilu 1971
Pejabat negara harus bersikap netral berbeda dengan pemilu 1955 dimana para pejabat negara termasuk perdana menteri yang berasal dari partai peserta pemilu dapat ikut menjadi calon partai secara formal.
Organisasai politik yang dapat ikut pemilu adalah parpol yang pada saat pemilu sudah ada dan diakui mempunyai wakil di DPR/DPRD.
Pemilu 1971 diikuti oleh 58.558.776pemilih untuk memilih 460 orang anggota DPR dimana 360 orang anggota dipilih dan 100 orang diangkat.
Diikuti oleh 10 organisasi peserta pemilu yaitu Partai Golongan Karya (236 kursi), Partai Nahdlatul Ulama (58 kursi), Partai Muslimin Indonesia (24 kusi), Partai Nasional Indonesia (20 kursi), Partai Kristen Indonesia (7 kursi), Partai Katolik (3 kursi), Partai Islam Perti (2 kursi), Partai Murba dan Partai IPKI (tak satu kursipun).
2) Pemilu 1977
Sebelum dilaksanakan Pemilu 1977 pemerintah bersama DPR mengeluarkan UU No.3 tahun 1975 yang mengatur mengenai penyederhanaan jumlah partai sehingga ditetapkan bahwa terdapat 2 partai politik (PPP dan PDI) serta Golkar. Hasil dari Pemilu 1977 yang diikuti oleh 3 kontestan menghasilkan 232 kursi untuk Golkar, 99 kursi untuk PPP dan 29 kursi untuk PDI.
3) Pemilu 1982
Pelaksanaan Pemilu ketiga pada tanggal 4 Mei 1982. Hasilnya perolehan suara Golkar secara nasional meningkat. Golkar gagal memperoleh kemenangan di Aceh tetapi di Jakarta dan Kalimantan Selatan Golkar berhasil merebut kemenangan dari PPP. Golkar berhasil memperoleh tambahan 10 kursi sementara PPP dan PDI kehilangan 5 kursi.
4) Pemilu 1987
Pemilu tahun 1987 dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987. Hasil dari Pemilu 1987 adalah:
PPP memperoleh 61 kursi mengalami pengurangan 33 kursi dibanding dengan pemilu 1982 hal ini dikarenakan adanya larangan penggunaan asas Islam (pemerintah mewajibkan hanya ada satu asas tunggal yaitu Pancasila) dan diubahnya lambang partai dari kabah menjadi bintang.
Sementara Golkar memperoleh tambahan 53 kursi sehingga menjadi 299 kursi.
PDI memperoleh kenaikan 40 kursi karena PDI berhasil membentuk DPP PDI sebagai hasil kongres tahun 1986 oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam.
5) Pemilu 1992
Pemilu tahun 1992 diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 1992 menunjukkan perubahan yang cukup mengagetkan. Hasilnya perolehan Golkar menurun dari 299 kursi menjadi 282 kursi, sedangkan PPP memperoleh 62 kursi dan PDI meningkat menjadi 56 kursi.
6) Pemilu 1997
Pemilu keenam dilaksanakan pada 29 Mei 1997. Hasilnya:
Golkar memperoleh suara mayoritas perolehan suara mencapai 74,51 % dengan perolehan kursi 325 kursi.
PPP mengalami peningkatan perolehan suara sebesar 5,43 % dengan perolehan kursi 27 kursi.
PDI mengalami kemerosotan perolehan suara karena hanya mendapat 11 kursi di DPR. Hal ini disebabkan karena adanya konflik internal dan terpecah antara PDI Soerjadi dan PDI Megawati Soekarno Putri.
b. Keadaan Sebenarnya Pemilu Pada Masa Orde Baru
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia).
Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997. Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat menguntungkan pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan Suharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama enam periode pemilihan. Selain itu, setiap Pertangungjawaban, Rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.
5. Kelebihan dan kekurangan Pemerintahan Orde baru
Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru
• perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000
• sukses transmigrasi
• sukses KB
• sukses memerangi buta huruf
• sukses swasembada pangan
• pengangguran minimum
• sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
• sukses Gerakan Wajib Belajar
• sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
• sukses keamanan dalam negeri
• Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
• sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
• semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
• pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
• munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
• kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
• bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
• kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
• kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibreidel
• penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan Misterius" (petrus)
• tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)
6. Runtuhnya Orde Baru
Yang melatar belakangi runtuhnya orde baru adalah adanya ketidak adilan dan penyelewengan dalam pelaksanaan pemerintahan pada masa orde baru. ketidak adilan dan penyelewengan itu terjadi di bidang politik, ekonomi, serta hukum. Di semua bidang ini banyak terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme. hal itu terjadi karena Pancasila dan UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konskwen.
Setelah runtuhnya Orde baru munculah Reformasi, yang menjadi harapan baru bagi masyarakat indonesia untuk mencapai hidup yang lebih baik dibandingkan yang sebelumnya.

Minggu, 29 Agustus 2010

CONTOH-CONTOH PUISI

ANGAN SEMU
Karya : Annisa Ika Pratiwi

Cintamu hanya angan semu
Yang tak mungkin akan ku sentuh
Sosokmu yang selalu muncul
Hanya menambah luka hatiku

Berulang kali ku coba
Tapi tetap tiada guna
Bayangmu selalu ada
Menghantui hidupku yang hampa

Ingin aku pergi. . . .
Tinggalkan sukmaku yang telah mati
Menanti kasih akan cinta sejati
Yang tak kunjung ku temui




BOCAH SEBATANG KARA
Karya : Taufiq Ismail
Kala matahari terbenam
Putuslah hatinya untuk tinggal diam
Mencari tempat berteduh
Walau hanya untuk semalam

Dingin menyergap bagaikan rayap
Menyelimuti tubuh lemahnya
Oh bocah sebatang kara
Sungguh nasibmu malang nian

Ditinggalkan ayah bunda sendirian
Tapi mengertilah kau tak sendiri
Karna ada tuhan yang kan temani
Sepanjang hidupmu nanti




Nama : Nur Hamzah Solekah


DI MANAKAH KUCARI SURGAKU

Aku berjalan
Namun tak tau arah tujuan
Hanya untuk mencari kebahagiaan
Ku relakan datangnya penderitaan
Ku cari sebuah surga
Tempat yang indah nan menggoda
Yang penuh dengan pesona
Yang membuat aku bahagia
Tapi dimanakah tempat itu
Aku bertanya tiada yang tau
Tapi dengan membahagiakan ibuku
Aku akan menemukan surgaku
Ibu aku menyayangimu








MENYESAL
(karya A. Hasyim)
Pagiku hilang, sudah melayang
Hari muda telah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai dipagi hari
Beta lengah masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu miskin harta

Ah, apa gunanya kusesalkan
Menyesal tua tidak berguna
Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan dipagi hari
Menuju kearah padang bakti


RUMAH
Karya : Toto Sudarto Bachtiar

Kulihat dari cahaya bulan dipekarangan
Serambiku kelam dan berudara sepi
Tidak ada suara, tiada pula bayangan
Kecuali sahabatku, semuanya pergi

Terkadang terasa perlunya kerumah
Atau terasa perlunya tak pulang rumah
Bercerita dan berkaca pada hari-hari kupunya
Dirumahku besar sekali nubaha sebuah kisah

Kalau aku tiba terdengar suara berdetak tiba-tiba
Malu-malu hati sahabatku rupanya ikut berbicara










DARI PUNCAK

Mengapa kabut yang datang menyenangkan hatiku?
Senja merapat ke jendela dan malam mencari pinus
Dengan lolongan anjing yang lemah
Dengan gerimis yang gelap itu

Tawa lalu lagu : aku menatap wajahnya yang kelam
Sebagai danau yang dalam
Pulau bulan tidur sampai ke dasar

Sebab angin malam bisa rinai, kabut jadi langka
Aku bersiul sambil melangkah
Bulan itu buta dan hatiku yang lama membeku
Tanpa wanita
Masing-masing saling mengaca

Cinta? Apakah cinta?
Cinta adalah malam
lebam
Dan kususuri jalan di bukit itu dalam gerimis yang basah
Kembali kudengar deru
Dalam lolong anjing yang lemah

Nama : Devi Novita Z.



TUHANKU APAKAH KEKAL
Karya : Amir H amzah
Tuhanku, suka dan ria
Gelak dan senyum
Tepuk dan tari
Semuanya lenyap, silam sekali
Gelak bertukarkan duka
Suka bersalinkan ratap
Cinta membawa wasangka . . .
Junjunganku, apakah kekal
Apakah tetap
Apakah tak bersalin rupa
Apakah baka sepanjang masa . . .
Bunga layu disinari matahari
Makhluk berangkat menepati janji
Hijau langit bertukar mendung
Gelombang reda ditepi pantai
Setangkai gagah beralih warna
Semerbak cempaka sekali hitung
Apakah lagi laguan kasih
Hilang semata tiada ketara . . .
Tuhanku apakah kekal ?

( Dalam Amir Hamzah sebagai manusia dan penyair 1996)


KERASNYA KEHIDUPAN

Kerasnya kehidupan
Mengasah manusia
Lembut menjadi kasar
Ramah menjadi angkuh
Kasih sayang yang dulu diagungkan setiap hari
Bertukar nafsu untuk menghalau sesama
Kelembutan yang selalu menghiasi wajah manis
Kini terhalang cemoohan
Kerasnya kehidupan
Menutup mata hati
Merencah jurang kasih
Melupakan aliran darah yang mengalir
Ingin kusadari . . .
Dalam kerasnya kehidupan
Nurani itu tetap ada
Mengalirkan kesejukan dalam setiap jiwa
Walau tinggal setetes berkala




Rindu Dendam

Semalam dingin sekali
Kini pagi terang-cerlang
Kuangkat kaki melangkah masuk
Kedalam taman
Udara yang segar
Alam yang indah
Semua hijau, semua hidup

Apakah yang terang cemerlang
Tergantung di ujung bunga bakung itu
Kuhampiri, O, sebutir embun

Betapa suci dan putih
Kupandang kedalam
O, keindahan

O, Tuhanku
Biarkan aku menjadi embunmu
Memancarkan terangmu
Sampai aku hilang lenyap olehnya












GERILYA Karya : W.S Rendra

Tubuh biru tatapan mata biru
Lelaki terguling di jalan

Orang-orang kampung mengenalnya
Anak janda berombak-ombak
Ditimba air bergantang-gantang
Disiram atas tubuhnya
Tubuh biru tatapan mata biru
Lelaki berguling di jalan

Lewat gardu Belanda dengan berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota
Ingin ikut ngubur ibunya








PRIANGAN SI JELITA

Seruling di pasir, merdu
Antara gundukan pohonan pina
Tembang menggema di dua kaki
Burung rang-Tangkuban perahu

Jumrut dipucuk-pucuk
Jamrut di air tipis menurun

Membelit tangga di tanah merah
Dikenal gadis-gadis dari bukit
Nyanyikan kantang sudah digali
Kenakan kebaya merah ke pewayangan

Jamrut dipucuk-pucuk
Jamrut di hati gadis menurun









SALJU Karya : Asrul Sani


Kemanakah pergi
Mencari matahari
Ketika salju turun
Pepohonan kehilangan daun

Kemanakah jalan
Mencari lindungan
Ketika tubuh kuyup
Dan pintu tertutup

Kemanakah lari
Mencari api
Ketika bara api
Padam tak berarti
Kemanakah pergi
Selain mencuri diri







Nama : Nur Hamzah S
SURAT RINDU

Bayang-bayang tubuhmu
Betapa panas bibirmu itu
Aku rusuk, lupa adam, telah lama dibentuk
Dari remuk, lupa adam, telah lama dibentuk
Dan senja kembali lain :
Kasihku dan surat rinduku ini kutulis
Kala hujan gerimis dan malam bangkit
Di padang tekukur di bukit yang mati
Pohon-pohon menengadah dan aku bermimpi
Dan darah yang menyelasat, jadi birahi
Dan darahku yang penat, jadi duri
Mengapa matamu menelaah, tak mencari arah ?
Kasihku dan surat rinduku ini kutulis
Pada dingin, pada dinding, pada cahaya
Menunggu ganggang dari malam,
Dari bumi yang tak ada
Tahun 1972

BUNDA


Aku seperti berdiri di tepi jurang
Seakan dua kekuatan mencoba mendorong
Saat kutengadahkan kepalaku
Wajah bunda terbayang
Seakan-akan menari dipelupuk mata
Kulihat senyum bunda
Kurasakan kembali belaian bunda
Terasa hangat menjalari tubuhku
Tersentak aku
Ingin ku teriakan sumpah serapah
Pada orang yang menorehkan luka
Dikening bunda

Karya : Riany’s

Jumat, 27 Agustus 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA KL 4

Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV (Empat ) / 2 (Dua)
Pertemuan ke : 9-12
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran (4 X Pertemuan)
Standar Kompetisi :
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar :
8.3. Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut.
Indikator :
 Menentukan karya/ model yang akan dibuat.
 Menentukan bahan/ alat yang akan digunakan.
 Membuat karya/model sesuai rencana.
 Menguji karya/ model yang dibuat dan menyempurnakan.
 Menerapkan keaaaamanan kerja dan kebersihan lingkungan kerja.
 Menyimpulkan bentuk rancangan terbaik.

I. Tujuan Pembelajaran.
Siswa dapat:
1) Menentukan karya/ model yang akan dibuat.
2) Menentukan bahan/ alat yang akan digunakan.
3) Membuat karya/ model sesuai rencana.
4) Menguji karya/ model yang dibuat dan menyempurnakan.
5) Menerapkan keamanan kerja dan kebersihan lingkungan kerja.
6) Menyimpulkan bentuk rancangan terbaik.

II. Materi ajar.
Karya / model untuk menunjukkan perubahan energi pengaruh udara.

III. Metode pembelajaran.
-ceramah, tanya jawab, penugasan

IV. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemua I
A. Kegiatan awal
o Apersepsi
B. Kegiatan inti
o Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang berbagai karya / model yang menerapkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara
o Siswa menentukan karya / model yang akan dibuat
o Siswa menentukan bahan dan alat yang akan digunakan
o Siswa membuat rencana karya / model yang akan dibuat.
C. Kegiatan akir
o Pemantapan dan motivasi kepada siswa

Pertemuan II
A. Kegiatan awal
o Apersepsi tanya jawab tentang pelajaran yang lalu.

B. Kegiatan inti
o Siswa membuat karya/ model yang sudah direncanakannya

C. Kegiatan akir
o Penguatan hasil belajar siswa

Pertemuan III
A. Kegiatan awal
o Apersepsi

B. Kegiatan inti
o Siswa menguji hasil karyanya
o Siswa menyempurnakan hasil karyanya

C. Kegiatan akir
o Penguatan hasil belajar siswa.

Pertemuan IV
A. Kegiatan awal
o Apersepsi

B. Kegiatan inti
o Siswa menyimpulkan bentuk rancangan terbaik
o Siswa menerapkan keamanan kerja dan kebersihan lingkungan kerja.

C. Kegiatan akir
o Penguatan hasil belajar siswa


V. Alat dan sumber bahan
1) Alat: berbagai model yang menerapkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara
2) Sumber bahan:
 Sains kelas IV hal: 162-168 penerbit erlangga.
 Sains kelas 4 hal: 71-73 penerbit tropica.
 Pengetahuan alam kelas 4 semester 2 hal: 57-69 penerbit Pemkab Demak
 Silabus.
 Sumber lain yang relevan.

VI. Penilaian.
A. Prosedur penilaian
• Pre test
• Post test
B. Jenis test
• Tes lisan
• Tes kinerja

C. Bentuk tes
• Obyektif tes..

D. alat tes
Tes terlampir

Sabtu, 21 Agustus 2010

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Konsep Turunan
Pada gerak sebuah benda kecepatan rata-rata sebuah benda dirumuskan dengan:
Kecepatan rata-rata = (jarak yang ditempuh)/(waktu yang diperlukan)
Vrata-rata = ΔS/Δt
Jarak merupakan fungsi dari waktu yang dituliskan dengan S = S(t). Maka kecepatan rata-rata dari t1 = t sampai dengan t2 = t + Δt dituliskan dengan rumus:
Vrata-rata = ΔS/Δt = (S1-S2)/Δt = (S(t+Δt)-S(t))/Δt
Kecepatan sesaat dirumuskan dengan:
Vsesaat = lim┬(∆t→0)⁡〖(S(t+∆t)-S(t))/∆t〗

Turunan Fungsi
Dirumuskan: f1(x) = (f(x+h)-f(x))/h
Menentukan Turunan Pertama fungsi f(x) = xn
Rumus turunan pertama f(x) = xn adalah f1(x) = nxn-1
Sedangkan turunan pertama fungsi f(x) = axn adalah f1(x) = anxn-1
Rumus turnan di atas berlaku untuk n bilangan asli maupun bilangan rasional
Sebagai pertimbangan bahwa:
Turunan fungsi f(x) = 1/x adalah f1(x) = -1/x2 atau turunan fungsi f(x) =x-1 adalah f(x) = -x-2
Turunan fungsi f(x) = √x adalah f1(x) = 1/(2√x) atau turunan fungsi f(x) =x½ adalah f1(x) = 1/2x½



Rumus Turunan Pertama suatu Fungsi
Turunan Pertama H(x) =f(x)±g(x)
Turunan Pertama H(x) =f(x).g (x)
Turunan Pertama H(x) = (f(x))/(g(x))
Turunan Pertama H(x) =[f(x)]
Turunan Pertama Fungsi Trigonometri
Jika f(x) = sin x, maka dengan menggunakan definisi fungsi turunan
f1(x) = lim┬(h→0)⁡〖(f(x+h)-f(x))/h〗
penurunan rumus turunan dari fungsi f(x) = sin x adalah f1(x) = cos x
Jika f(x) = cos x, maka dengan menggunakan definisi fungsi turunan
f1(x)=lim┬(h→o)⁡〖(f(x+h)-f(x))/h〗
penurunan rumus fungsi turunan dari fungsi f (x)=cos adalah f1(x)=-sin x
Persamaan Garis Singgung Kurva
Gardien yang dibentuk tali busur AB=BC/AC
MAB=(f(x+h)-f(x))/h
Notasi yang digunakan untuk menyatakan turunan adalah dy/dx
Fungsi Naik Dan Fungsi Turun
1.Fungsi f dikatakan naik,jika f1(x)>0.
2.Fungsi f dikatakan turun,jika f1(x)<0 H. Nilai Stasioner I.Menggambar Kurva Langkah-Langkah Menggambar Kurva: 1.Tentukan titik potong dengan sumbu X dan sumbu Y 2.Tentukan titik-titik stasioner dan jenisnya 3.Tentukan titik lain untuk membuat plot kurva sehingga tampak mulus J.Nilai MAX DanMIN Suatu Fungsi 1. Menentukan nilai stasioner fungsi f dalam interval 2. Menentukan nilai fungsi f(a) dan f(b) 3. Menyelidiki nilai tertinggi dan terendah K.Turunan Kedua Suatu Fungsi 1.Jika f1>0 maka f1naik pada intrval (a,b)
2.Jika f1<0 maka f1tidak naik dan tidak turun pada interval (a,b)
Sehingga percepatan merupakan turunan pertama dari kecepatan dan sebagai turunan kedua dari fungsi jarak : a=dv/dt =d/dt [ds/dt]=d2s/dt2

Senin, 24 Mei 2010

contoh proposal

PROPOSAL PMR
PALANG MERAH REMAJA













































SMA N 1 GUNTUR
TAHUN AJARAN 2009 / 2010



PROPOSAL PMR
PALANG MERAH REMAJA
SMA N 1 GUNTUR 2009 /2010



I. Nama Kegiatan

Kegiatan yang kami selenggarakan ini, kami beri nama “PMR “ (Palang Merah Remaja ) SMA Negeri I Guntur tahun 2009 / 2010.

II. Dasar Pemikiran

Dengan datangnya proposal ini, kami dari anggota PMR mengajukan permohonan untuk membeli peralatan sebagai berikut :
Thermometer, steptoscope + tensimeter, fasnunajis, dan labu kemih, untuk latihan PMR setiap hari Rabu dari jam 14.00 sampai selesai. Karena alat-alat yang kami sebutkan di atas belum tersedia di SMA N I Guntur, dan alat-alat di atas sangat dibutuhkan dalam latihan PMR. Latihan yang dilaksanakan di SMA N I Guntur.

III. Bentuk Kegiatan

Kegiatan Ekstra Kurikuler PMR dari SMA N I guntur

IV. Tujuan Kegiatan

Kegiatan ekstra kurikuler PMR ini bertujuan sebagai berikut :
 Mengoptimalkan keseriusan siswa dalam berlatih PMR.
 Menggalakkan kreatifitas siswa di bidang PMR.
 Menampung dan mengembangkan potensi siswa yang berbakat di bidang PMR.

V. Waktu, Tempat pelaksanaan PMR.

Hari : Rabu
Pukul : 14.00 s/d selesai
Tempat : SMA N I Guntur.



VI. Pelaksanaan

Pembimbing : AHMAD HABIB.
Komandan : NOVI WAHYUNI
Sekretaris : SITI SOFIATUN
Bendahara : TRI AJI WALUYO NINGSIH
Sie Humas :- NASHI KHATUL KLALIMAH
- RUSTIANINGSIH.
Hiburan :- UMI NURJANAH.
- SITI MUJRO’ATUN.
Persahabatan :- NUR HIDAYAH
Pembantu Umum :- WIDIA NINGRUM
- SITI NUR BADRIAH
- SITI SHOLEKAH
Pembantu Khusus :- IIN INDAH LESTARI
- SITI SUMIATUN
- SITI NURHAYATI



VII. Anggaran Biaya

- Thermometer : Rp. 55.000,-
- Steptoscope + tensimeter : Rp. 160.000,-
- Fasnu najis : Rp. 20.000,-
- Labu kemih : Rp. 20.000,-
Jumlah : Rp. 255.000,-




VII. Motto

“Tri bakti PMR yang berpegang pada prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional “




IX. Penutup.

Demikian usulan kegiatan “ PMR “ SMA N I Guntur tahun ajaran 2009 / 2010. bantuan dan dukungan dari semua pihak, kami harapkan demi kelancaran penyelenggaraan ekstra kurikuler kegiatan tersebut.
Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami mengucapkan banyak terima kasih.


Demak, 3 Maret 2010

Pembimbing



AHMAD HABIB


Ketua Sekretaris



NOVI WAHYUNI SITI SOFIATUN

Bendahara




TRI AJI WALUYO NINGSIH

Selasa, 18 Mei 2010

MAKALAH IPTEK
Tentang mesin pencatat data (mesin perekam)
Diajukan kepada ibu Iskustyowati

Disusun oleh
Kelas 1 AP 1
NAMA No. Induk
Lisayadah 09.4191

SMK BHAKTI NUSANTARA MRANGGEN
Tahun ajaran 2009 / 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dengan adanya teknologi di dunia ini yang semakin canggih, maka terciptalah mesin pencatat data (mesin perekam). Alat atau mesin ini digunakan oleh manusia untuk memudahkan pendokumentasian kejadian yang tepat dan tidak akan merugikan penggunanya. Teknologi yang berkembang semakin pesatnya, maka semua orang sudah tidak asing lagi dengan mesin perekam (mesin pencatat data).

2. Tujuan mesin perekam.
 Untuk membantu pekerjaan manusia.
 Agar semua orang mengenal mesin pencatat data (mesin perekam).
 Apabila ada orang yang ingin berbuat curang kita bisa merekamnya, untuk sebagai barang bukti.








BAB II
ISI

Alat teknologi yang digunakan untuk memudahkan pendokumentasian kejadian yang cepat dan tidak bisa direkam secara manual, adalah mesin ini. Kejadian itu bisa direkam dengan dictating machine (mesin-mesin pencatat data) supaya tidak salah dalam penerjemahan perintah. Mesin-mesin pencatat data yang sering digunakan oleh masyarakat adalah Tape recorder.

Tape recorder.
Tape recorder adalah salah satu alat penyimpanan audio yang dapat diputar atau dimainkan kembali dengan menggunakan pita perekam sebagai media penyimpanannya. Rekaman itu merupakan suatu sinyal yang berubah-ubah dengan bergeraknya tape ke seberang “head tape” yang mempertentangkan domain magnetik di dalam tape dengan sinyal audio yang profesional.
Cara kerja Tape recorder yaitu sebagai berikut :
1. Arus yang mengalir di dalam koil elektromagnet menyebabkan material magnetik pada tape mengeluarkan suara yang sama.
2. Sinyal dapat dihasilkan dengan menjalankan punggung tape ke seberang tape head.
3. Hasil rekaman mampu memainkan kembali hasil rekamannya yang dikombinasi dalam satu unit tape recorder.
Alat perekam profesional pada umumnya menggunakan tiga (3) motor penggerak, satu motor dengan suatu kecepatan perputaran tetap menyediakan daya tarik untuk roda depan yang pada umumnya dikombinasikan dengan suatu alat angkat (capstan) dan roda terbang (flywheel) untuk memastikan bahwa kecepatan tape tersebut tidak berubah-ubah, dua motor lainnya digunakan untuk menjaga tenaga putaran dan memelihara tegangan tape itu sehingga berputar dengan kecepatan yang sama. Model lebih sederhana menggunakan motor tunggal untuk menjalankan sesuai fungsi, ada juga yang menggunakan dua (2) motor dimana satu motor digunakan untuk memutar kembali saja.
Hasil rekaman yang dihasilkan oleh sebuah tape recorder dapat bekerja dengan baik, tetapi tidak sempurna karena di dalamnya masih berisi “noise” (suara gaduh) umumnya berupa desisan yang dihasilkan oleh tape juga. Sehingga banyak ahli yang berusaha menghilangkan suara “noise” ini (suara gaduh), diantaranya dengan menggunakan dengan “dual capstants”.
Salah satu penggunaan alat perekam penting adalah perekaman video. Perekam kaset video pada hakikatnya adalah berbeda dengan perekam audio dalam kaitannya menggunakan dengan magnetic head yang menggunakan dengan “Helical scan” atas medium tape. Helical scan meningkatkan kecepatan pada rekaman permukaan head.








BAB III
PENUTUP

 Saran
• Dalam menjalankan suatu alat itu dengan ketelitian.
• Menciptakan alat yang lebih canggih dari tape recorder.
 Kritik
• Para ahli harus sabar dalam menghilangkan suara noise (suara gaduh)
• Masyarakat harus mendukung dalam terciptanya

Jumat, 26 Februari 2010

KELUARGA



Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis). Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : - Unit terkecil dari masyarakat - Terdiri atas 2 orang atau lebih - Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah - Hidup dalam satu rumah tangga - Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga - Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga - Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing - Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

Peranan Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Tugas-tugas Keluarga Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut : 1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. 3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing. 4. Sosialisasi antar anggota keluarga. 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga. 6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. 7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. 8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Fungsi Keluarga Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :

1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.

2. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.

7. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.

8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

9. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.